CIANJUR – Meski permintaan untuk fogging kepada Palang Merah Indonesia (PMI) Cianjur meningkat, ternyata hingga saat ini tidak memiliki alat fogging untuk memberantas nyamuk Aedes Aegypti.
Hingga pertengahan Januari 2022, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Cianjur, terdapat 14 orang warga dinyatakan positif terjangkit penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), satu orang diantaranya meninggal dunia.
“Kalau ke PMI yang minta di fogging meningkat, karena belum punya alat jadi kita limpahkan ke Dinas Kesehatan,” kata Sekretaris PMI Cianjur, Hery Hidayat kepada Cianjur Ekspres, Minggu (16/1/2022).
Baca Juga:Gegara Curi Makanan, Oknum Petugas Pasar Pukuli ODGJ Hingga Babak BelurSatu Bulan Diresmikan Bupati, Jembatan 10 M Ini Sudah Rusak,
Hery mengungkapkan, sudah ada lima sampai enam tempat yang meminta untuk di fogging. Diantaranya di Kecamatan Cilaku, Cibeber, Tanggeung dan Campaka.
“Yang kita lakukan saat ini hanya mengedukasi masyarakat untuk melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M ( Menguras,Menutup dan Mengubur),” ungkapnya.
Dirinya mengaku, alat fogging terbilang mahal dimana satu uninya bisa mencapai Rp30 juta. Namun jelas, Hery, setelah berkoordinasi dengan Dinkes dikabarkan mau membantu.
“Secara personel kita sudah siap yang bisa memakai alat fogging itu, cuma alatnya yang belum ada,” ucapnya.
Sehingga untuk saat ini PMI Cianjur fokus edukasi kepada warga, dengan melakukan sosialaisi dengan melibatkan relawan Sibat (Siaga Bencana Berbasis Masyarakat) untuk mengadvokasi warga melaksanakan 3 M dalam rangka upaya pencegahan. (hyt)