SUMEDANG- Tanaman bambu salah satu jenis tanaman yang paling banyak dimanfaatkan oleh warga. Beraneka kerajinan yang bisa dihasilkan dari tanaman bambo salah satunya tirai bambo.
Di kabupaten Sumedang, tirai bambu oleh warga setempat disebut Wide singkatan dari ‘Awi Hade’ yang dalam bahasa indonesia berarti ‘Bambu Bagus’. Desa Sunda Mekar di Kabupaten Sumedang terkenal sebagai desa  buatan pembuat tirai bambo yang diminati pasar nasional.
Kerajinan tangan tirai bambu di Desa SundaMekar sendiri sudah di ada sejak tahun 1980an dan turun menurun hingga saat ini, Saat ini mayoritas warga Desa Sunda Mekar sendiri berpenghasilan dari membuat tirai bambu.
Baca Juga:Puting Beliung Terjang Desa Gebang KulonLebih Cepat, Lesti Kejora Melahirkan Secara Caesar
Pengrajin Tirai Bambu, Ina Supriatna menerangkan, bahwa dirinya telah lama menjadi pengrajin tirai bambu bahkan ayahnya pun dulunya sebagai sama sebagai pengrajin tirai bamboo dan sudah turun temurun sejak tahun 1970an. “Sekarang 70% Warga Sundamekar bekerja sebagai pengrajin tirai bambu,” jelas Ina
Tak main main seorang pengrajin tirai bambu di Desa Sundamekar mampu menghasilkan 8 sampai 10 buah tirai bambu perharinya, Bahkan sekali mengirim barang ke luar daerah bisa sampai puluhan kodi tirai bambu.
Tirai bambu buatan Desa Sundamekar pun kini mampu menyaingi tirai bambu buatan daerah Cirebon, lantaran tirai bambu buatan Sundamekar di klaim lebih kuat dari tirai bambu lainnya. Pasalnya tirai bambu dari Desa Sundamekar beda pembuatannya dengan tirai bambu yang lain, di sini menggunakan bagian luar dan dalam bambu, sedangkan kebanyakan tirai bambu dari daerah lain hanya dari kulit luar bambu saja. “Cara menganyam nyapun berbeda, kalau buatan sinj ada tali yang putus tidak akan langsung rusak seperti tirai lainnya,” papar Ina.
Ina mengaku kini kini kesulitan dengan bahan baku dikarenakan cuaca yang hujan terus menerus, sedangkan para pengrajin tirai bambj harus menjemur bambunya terlebih dahulu agar bambu lebih kuat dan tahan lama.
Selain itu tak sedikit pengrajin tirai bambj asal desa Sundamekar yang merantau ke berbagai daerah di jndonesia untuk memenuhi kebutuhan tirai bambu.
“Banyak juga warga sini yang ke Palembang, Bengkulu, disana mereka menjadi pengrajin bambu juga, karena kalau dari sini kita masih terkendala dengan pengiriman,” jelas Ina
Namun hingga saat ini Desa Sundamekar belum pernah di nobatkan sebagai kampung pembuat tirai bambu, tidak seperti kampung kampung lainnya yang dinobatkan dengan berbagai UMKMnya.
Baca Juga:Kapolda Sumut: Perayaan Natal 2021 Berjalan AmanGempa Bumi 5,2 Magnitudo Guncang Kabupaten Halmahera Barat
“Ya perhatiannya dari pemerintah saja, kalau disini kan sudah jelas dari sekitar 800 KK penduduk kurang lebih ada 500 KK yang menjadi pengrajin tirai bambu,” pungkas Ina.(kga)