Mata rantai tengkulak yang sudah mengakar dan mendarah daging sangat sukar untuk dipupus, dampaknya petani garam di kabupaten Cirebon terus menerus merugi ketika masa panen tiba.
Standarisasi harga yang tidak jelas membuat tengkulak seolah bebas menentukan harga garam lokal dari petani, sementara petani garam lokal pun tidak bisa berbuat banyak untuk menahan harga.
Harga garam yang saat ini anjlok sampai 900 rupiah dianggap lebih parah dari tahun lalu, terlebih banyaknya garam impor yang masuk ke Indonesia.
Baca Juga:Babak Semifinal Ridwan Kamil Cup LSN 2018 Kedua Pertandingan Diakhiri Adu PinaltiPasar Gunungsari Jadi Bangunan Tak Bertuan
Dilain sisi tengkulak garam justru terus menumpuk garam dari petani sampai menumpuk, terlebih saat ini diklaim sepi pembeli.
Karena rantai tengkulak yang sulit dihapus, petani garam lokal pun akhirnya sulit untuk menggapai sejahtera terlebih harga garam terus ditekan sampai titik paling rendah.